Cukup banyak oknum oknum yang memperjual belikan daging ayam dengan formalin. Pemberian formalin tersebut lantaran untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan tersebut. Padahal tanpa bahan formalin, daging ayam bisa dibekukan menggunakan es dari mesin flake agar tetap awet dan aman.
Daging Ayam Berformalin
Semua produk makanan yang dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, memang wajib hukumnya untuk terbebas dari formalin. Sebab formalin ini bisa menyebabkan batuk, iritasi kulit, pusing, risiko kanker, bahkan risiko kematian. Pasalnya formalin merupakan zat beracun dan berbahaya untuk tubuh manusia.
Jika sudah diketahui berbahaya seperti ini, lantas mengapa masih banyak orang yang menggunakan formalin untuk makanan ? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana, karena penggunaan formalin bisa membuat masa simpan produk pangan menjadi jauh lebih lama. Selain itu zat satu ini juga mudah didapat dengan harga murah.
Sehingga tidak heran jika beberapa oknum menggunakannya pada daging ayam. Terlebih ayam yang mengandung formalin bisa terlihat begitu bersih dan putih layaknya ayam segar. Padahal penggunaan es dari mesin flake pun bisa dimanfaatkan untuk mengawetkan daging, namun dengan standar sesuai peraturan keamanan.
Pengawetan Daging Ayam Tanpa Formalin
Pengawetan daging ayam tanpa formalin bisa menggunakan metode pendinginan atau pembekuan. Sebab suhu dingin bisa membuat aktivitas mikroba yang ada di dalam daging ayam terhenti. Dengan begitu bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang ada pada bahan pangan tersebut tidak terus berkembang biak.
Daging ayam sendiri memang diketahui sebagai produk pangan yang mudah rusak. Dimana setelah baru saja dipotong, akan sangat rentan terkontaminasi bakteri. Bahkan meski diperlakukan hati hati tanpa diletakkan di lantai, sudah dicuci dengan bersih, namun jika harus disimpan dalam jangka waktu tertentu maka pengawetan wajib untuk dilakukan.
Sebab masa simpan daging ayam di tempat terbuka atau suhu kamar hanya 5 hingga 6 jam, setelah itu bisa bau dan membusuk karena kuman berkembang setiap 15 menit. Apalagi berjualan ayam setelah dipotong dalam volume yang cukup besar tidak mungkin sekaligus habis, oleh sebab itu perlu dibekukan untuk penyimpanannya dan pendistribusiannya.
Bagaimanapun karkas atau hewan yang sudah dipotong dan dikeluarkan jeroannya, harus dipertahankan kondisinya di bawah 4 atau 7 derajat celcius. Memang penggunaan es dari mesin flake sendiri tidak serta merta menghilangkan seluruh kuman yang sudah ada. Metode pembekuan memang tidak menjamin bakteri benar benar hilang.
Namun cara ini bisa dilakukan untuk mencegah kuman atau bakteri yang ada di dalam daging ayam, tidak semakin berkembangbiak. Oleh karena itu, ayam yang sudah dipotong potong sebaiknya segera dicuci bersih dan dilakukan pengawetan dengan cara pendinginan atau pembekuan. Agar peluang bakteri berkembang biak semakin kecil.
Mengapa Harus Menggunakan Es Flake ?
Penggunaan es flake untuk mendinginkan produk pangan seperti daging ayam ini dinilai cukup efektif. Sebab es satu ini berbentuk flake atau serpihan pipih dengan ketebalan 1 hingga 2 mm, yang bisa langsung diaplikasikan pada produk. Strukturnya yang sedemikian rupa, membuatnya mampu mendinginkan bahan dengan cepat secara merata.
Di samping itu, mesin flake dapat menghasilkan jenis es ini dalam jumlah banyak dalam satu hari. Sehingga kebutuhan pengawetan daging ayam dalam skala besar pun masih dapat terpenuhi. Pembuatan es pun hanya membutuhkan daya rendah dengan bahan baku air, yang tentunya sangat mudah untuk diperoleh.
Dari ulasan di atas, terlihat bahwa daging ayam beku lebih aman dipilih dibandingkan daging ayam segar yang menggunakan formalin. Karena daging ayam memang hanya dapat bertahan pada suhu ruang sekitar 5 hingga 6 jam saja. Penggunaan es flake di sini bisa dimanfaatkan untuk memperpanjang umur simpan produk pangan tersebut.